Senin, 14 Februari 2011

I Need a bestfriend! [ Part 5 ]

-Minggu, Kamar Sawako, jam 05.40

Aku terbangun.

“Huah... Gawat nih!”

Kataku bingung sambil menggaruk kepalaku
Yang sebenarnya tidak gatal
Lalu aku berdiri dan meregangkan badanku
Kemudian aku membuka jendela
Dan menghirup udara pagi yang masih segar.

Aku termenung sambil memandang ke
Burung merpati yang sedang bertengger di dahan pohon
Bersama temannya, mereka terlihat sangat gembira

Aku berpikir,
-Hmm benar juga ya, jika hewan saja
bisa berteman, mengapa aku tidak?-
Aku tersenyum simpul,
lalu berbalik dan merapikan tempat tidurku.

“Ya ampun…! 3 hari itu, berarti dihitung mulai hari ini ya?
Aku harus bergegas”

Setelah itu, aku pergi mandi,
Tidak lupa menggosok gigi *halah kayak lagu anak-anak aja*
Lalu aku mengenakan pakaian komplit,
dan tidak lupa aku membawa tas rajutanku
yang berisi manga dan novel.

Aku memutuskan untuk pergi ke
Taman bunga, bukan ke hutan bambu seperti biasanya
Karena, pasti  sulit jika mencari teman
di hutan yang sangat sepi itu..

-Taman bunga, Jam 06.00

Aku berjalan menyusuri taman bunga.
Hufh.. masih sepi, tidak terlalu banyak orang
Hanya ada orang-orang dewasa yang sedang berlari pagi
Dan pembersih taman yang sedang menyapu
daun-daun yang berguguran.

Aku lalu duduk di kursi taman
Mengambil novel dari dalam tasku
Lalu aku membaca, menunggu yang tidak jelas
Lama kelamaan taman ini menjadi ramai.

Aku tidak suka keramaian,
Kepalaku jadi pusing kalau melihat banyak orang.
Entah ini penyakit atau apa,
Aku tidak tau. Yang jelas aku benci keramaian!
“Hufh.. sebaiknya aku pergi saja dari sini”

Saat aku hendak beranjak dari situ
Tiba-tiba aku mendengar
suara cempreng yang sudah tidak asing lagi
samar-samar dari jauh

“Hey Sawako….!” Teriaknya nyaring

Aku menoleh,
Dan seperti yang sudah kuduga
pasti Ami Sakura yang sedang melambaikan tangannya ke arahku
kemudian ia berlari menuju ke arahku
Aku terdiam, menatapnya sinis
Lalu berbalik dan berjalan pergi dari tempat itu

“Hey tunggu!” teriaknya lagi

Aku tidak menghiraukannya
Aku malah semakin mempercepat langkahku
Aku masih malu dengan kejadian itu
Dia berlari mengejarku
Akhirnya aku terkejar juga.

“Kenapa sih kamu dipanggil malah kabur?”
Tanyanya heran sambil menarik tanganku
Aku berhenti melangkah dan berbalik..
“Ah.. maaf ya aku tidak pandai berteman, meskipun aku ingiin sekali”
Kataku sedih

“Ho begitu… pantas saja setiap aku memperhatikan kamu
di sekolah , kamu selaluu saja menyendiri.. Aku jadi kasihan denganmu”
Katanya simpatik

Aku terdiam. Kupikir Ami tidak pernah memperdulikan aku.

“Aku sebenarnya ingin menjadi temanmu,
tapi sepertinya kamu membenciku, bukan begitu Sawako?”
tanyanya sambil menatap langit

“Yah… aku memang sempat membencimu,
Tapi kurasa aku salah. Sepertinya kamu berbeda…”
Kataku pelan

“Berbeda? Berbeda apanya?” tanyanya heran
“Dan kalau boleh aku tau kenapa kamu sempat membenciku?”
Ia tersenyum, manis seperti biasa
“Hh… mungkin aku iri padamu karena kamu cantik,
cerdas, kaya juga mempunyai banyak teman…
Dan kupikir semua hal itu membuatmu menjadi anak yang sombong,
tapi ternyata tidak, aku salah menduga..
Kamu ternyata anak yang ramah dan baik hati..
Hal itulah yang ada pada dirimu dan berbeda dari anak-anak yang lain.”
jelasku panjang lebar luas volume *halah
Ami melongo
Lalu dia tertawa terbahak-bahak

“Hahahahaaah aku gak sebaik yang kamu katakan tadi kok,
Aku ini sebenarnya pemalas loh kalau di rumah,
Terus aku gak bisa masak…” katanya tersipu

Sekarang malah aku yang melongo
Kukira dia sempurna, perfecto *hedeh
Ternyata dia…. Punya kekurangan juga ==’

“Oh ya ampun… kalau aku lumayan bisa masak sih.”
Kataku malu

“Oh ya? Huaah kamu hebaat” katanya takjub
Sambil ngacungin jempol

“Jadi bekal yang biasa kamu bawa itu? Apa bikinanmu sendiri?”

“Yah begitulah..” sahutku simple
“Waaauw! Kalau masakanku selalu gosong! hahaha” dia ketawa lagi,
Mukanya jadi lucu.

“hmmp” kataku menahan tawa

“hee? Kalau mau ketawa ketawa aja, Sawako!” katanya nyengir sambil menepuk pundakku keras-keras *sound effect : PLAK PLAK!!

“Uhuk! Huahahaha” aku tidak bisa lagi menahan tawa

“Oh waww! Baru kali ini aku melihatmu tertawa!”
Katanya senang

“Upss…” aku menutup mulutku pakai sapu tangan

“Loh? Kok udah gak ketawa lagi? Hehe..” ^^

“Ah, cukup Sakura…aku tidak pantas tertawa…”

“Eeem… kamu cukup panggil aku Ami, Ami-chan juga boleh, kalau kamu mau.. hehehe semua manusia pantas dan wajar kok tertawa, asal ada sesuatu yang lucu.. kalau gak ada yg lucu tapi ketawa berarti… SETRES.. kayak yg bikin blog dan cerita ini… hahahahaah” katanya sambil mangap lebar-lebar kayak kuda nil
---selingan—
Ann : heeh Ami chan! Kurang ajar kamu! *lempar sapu ke Ami
Ami : week, gak kena!! XP udah ah! Balik lg ke cerita, kasian tu yg baca!
Ann : ha? O-oke deh *kabur ke belakang layar
Sawako : *melongo*

---oke deh udah selingannya—

“Hem.. Ami-chan, apa kamu pernah ke hutan bambu yg di sana itu?”
Kataku sambil menujuk ke arah hutan bambu yg memang tidak begitu jauh dari taman ini.

*wuush ada angin kencang

” Haa!? Apa tadi kamu bilang? Gak kedengeran! Anginnya berisik!!” katanya teriak- teriak

“Anuu…, APA KAMU PERNAH KE HUTAN BAMBU YANG DI SANA ITUU?” aku mencoba berteriak, hal yang sudah lama sekali tidak aku lakukan.

“Ow… iya pernah… akhir-akhir ini aku sering ke situ malahan.”

“Hah? Benarkah?” tanyaku lagi
“Iya… kamu sering ke situ kan? Sambil ngisi buku harian?”
Katanya balik bertanya

“Eh..i-iya…kamu lihat ya?”
“Iya…” sahutnya pendek

“Eh, kita ke sana yuk!” katanya bersemangat
“Em? Boleh..” jawabku

“Kalau begitu ayooo!!” katanya sambil menggandengku menuju hutan bambu itu.

Aku hanya bisa tersenyum dan mengikuti langkah kakinya.

*To be continued*

Jumat, 24 Desember 2010

I Need a bestfriend! [ Part 4 ]

“... Kak Rei?!!” aku benar-benar kaget!
Abangku yang  telah tiada 5 tahun yang lalu
Itu tiba-tiba muncul di dalam mimpiku yang aneh ini.

“Hahaha sudah lama kita tidak berjumpa, Sawako!”
Katanya sambil nyengir

Aku bingung.. Dia kok bisa menyentuh pundakku?
Bukannya dia hantu?

*Ann : udah Sawa-chan, ga usah di pikirin!
Kamu kan lagi di alam mimpi!
Sawa  : huh! Kamu sih ngarangnya gaje! –jitak ann-
Ann : adaw! Udah deh, ampun! back to story!*

Aku tidak tau harus berbuat apa,
Aku memang merindukan sosok
Abangku ini, yang selalu mengajariku untuk
Berteman.. Ah, tapi itu sudah lama sekali,
Hingga akhirnya Kak Rei meninggal dunia akibat kecelakaan.

Waktu itu aku sangat terpukul,
Mengingat kak Rei pergi ke luar karena
Ibu meminta Kak Rei untuk membeli
Obat untukku yang saat itu tengah demam.

“Hoi! Kenapa melamun!” teriak kak Rei, persis di kupingku

“..ga apa-apa” sahutku sedih

Kak Rei menghela nafas panjang,
Lalu ia berkata,

“Sawako, kenapa kamu sekarang begini?
Kamu jadi anak kok kuper banget! Padahal dulu
Kamu anak yang ceria, dan banyak teman..
Kenapa kamu jadi begini sekarang?” Kak Rei nyerocos
Tanpa memperdulikan ekspresi wajahku yang suram.

Aku hanya terdiam bisu,
Tidak sanggup berkata apa-apa

“Kenapa Sawa..?” tanya Kak Rei lembut

Hhh.. aku benar-benar bingung bagaimana menjawabnya
Sebenarnya aku begini sejak Kak Rei meninggal.
Semenjak itu aku merasa sangat bersalah,
Aku mengurung diriku di kamar, dan menangis seharian.

Aku menjadi lesu, tidak semangat lagi untuk hidup
Malas mengerjakan sesuatu.. malas berteman,
Dan malas-malas lainnya...
Kepribadianku benar-benar berubah 180 derajat..!

Akhirnya aku menjawab,

“Aku tidak tahu kak,aku begini sejak...”
Aku tidak meneruskan kalimatku,
Aku tidak enak hati kepada kak Rei.

“Sejak... aku meninggal..?”

Tanyanya sedih
Wajahnya yang tadinya riang berubah
menjadi muram.

“Iya..” sahutku pelan.

Aku tidak tahan lagi, aku pun menangis..
Badanku juga bergetar..
Aku mengigil, di sini sangat dingin dan suram
Meskipun aku tahu ini hanya mimpi, tapi
Ini benar-benar terasa seperti sungguhan.

Kak Rei memelukku

“Sudahlah, kamu tidak boleh seperti ini terus...
Kamu harus melihat ke depan, jangan selalu menoleh ke belakang..”
Kata Kak Rei bijak.

“...Kamu harus mencari sahabat yang bisa mengerti tentangmu.”
Tambahnya lagi .

Kak Rei benar-benar sosok yang selalu memotivasiku
Seorang  yang peduli kepadaku dan menyayangiku

“Ka..kak.. apakah kakak cahaya biru yang tadi siang itu?”
Aku benar-benar sedih

Kak Rei mengangguk lalu menghapus air mataku

“Iya, kamu tidak boleh cuek lagi sama orang yah...”
Katanya sambil mengelus kepalaku

“Kak.. Apa yang terjadi jika aku tidak memiliki
Seorang sahabat dalam waktu 3 hari....?” aku penasaran

“Maaf Sawako, aku tidak bisa memberitahumu untuk sekarang ini,
yang jelas hidupmu akan sangat berubah jika kau masih saja tidak memiliki seorang sahabat..” jawabnya

“Tapi.... itu tidak mungkin, di sekolah saja
Teman-teman sekelasku tidak ada yang menyukaiku,
Mereka semua membenciku..” jelasku sedih

“Itu tergantung usahamu, kamu pasti bisa Sawako.” Katanya tersenyum kecil

“.....Baiklah, aku akan mencoba..” kataku pelan

“Nah, begitu dong! Itu baru adikku..!
Kalau begitu, sudah ya aku mau pergi dulu, dah!” kak Rei berbalik
Dan ia berubah menjadi cahaya terang berwarna biru lalu menghilang

“Ckckck...cepat banget hilangnya?” aku mengeleng-gelengkan kepala.

 *to be continued*

Selasa, 21 Desember 2010

I Need a Bestfriend! [ Part 3 ]

-Ruang tengah, Jam 21.00

Setelah puas ngakak aku
Pun mengintip isi profilnya.

“Waah... hebat temennya banyak
Banget! Ada 4000 lebih! Ckckck...”
Aku berdecak kagum,atau norak..?
“Huft... Iya juga yah,dia kan bisa dibilang
‘Primadona’ sekolah.. jelas aja temannya banyak”

Lagi-lagi aku iri kepadanya.
Kenapa nasib kami begitu berbeda,
Ami anak yang cerdas, cantik, ramah, kaya lagi..
Mungkin hanya satu kekurangannya,
yaitu lebay.. *hehehe*:P
Sedangkan aku? Sudah jelek, bodoh,
gak punya teman, sederhana lagi... benar-benar payah!
Aku mengutuk diriku sendiri.

Ah, aku bosan...
Aku lalu logout dari facebook,
kemudian mematikan komputer.
Aku menaiki tangga dan menuju
Ke tempat favorit keduaku,setelah hutan bambu,
Yaitu kamarku.


-Kamar Sawako, Jam 21.06

Aku mengambil 5 MANGA sekaligus,
Lalu membawanya ke tempat tidurku
Aku merebahkan badanku ke kasur,
Lalu tiba-tiba mataku terpejam dengan sendirinya!

-Aaah! Tidaak! Aku tidak mau tiduurr!- jeritku dalam hati

*in dream*

“.......ugh, lagi-lagi tempat ini!” kataku kesal
sambil menoleh ke kiri dan ke kanan, takut-takut.

“Hey, Sawako! Kenapa kamu masih belum mencari teman juga?!”

-Hah! Suara ini.... suara yang tidak asing lagi..
Apa aku.... salah dengar?- batinku bergejolak- *halah*

 TEP
Seseorang menepuk pundakku.

Aku terkejut dan menoleh ke belakang.
Alangkah terkejutnya aku melihat sosoknya
Yang sudah kukenal sejak lama itu...
Aku histeris lalu berteriak,

“...Huwaaaa!!!...”

*to be continued :P*

I Need a Bestfriend! [ Part 2 ]

‘Jangan-jangan.... ini mimpi buruk..!” Kataku bereriak kencang.
*yaelah pembaca juga tau neng*

Aku bergegas lari ke bawah
Untuk segera mandi, biar fresh
Dan pikiranku jadi jernih..

Dan biasanya saat sore hari adalah saat aku
Menulis di Buku Diaryku..
Hari ini agak berbeda, karena aku mau menulisnya di rumah.
Biasanya aku mengisi diaryku di Hutan Bambu tempat kesenanganku itu.

Aku lalu mengambil tas rajutanku,
Merogoh ke dalamnya, mencari Buku Diaryku
yang berwarna ungu itu.

Tapi...

“Lho, buku dirayku mana?” kataku heran

Aku lalu mengeluarkan semua isi tas rajutanku itu,
hanya ada air mineral, makanan ringan,
Dan gantungan kunci perak dengan batu-batu kecil yang berwana saphire  
Kesayanganku, tapi  tidak ada buku diaryku..

Aku pun panik, dan berteriak

“ADUUH! PASTI DIARYKU TERTINGGAL DI HUTAN...!”

Aku sangat malas karena jam sudah menunjukan
Pukul 16.57... sudah terlalu sore untuk ke sana.

“Ah, sudahlah, besok saja aku mengambilnya..” kataku lemas.

-Rumah Sawako, Jam 17.05

“Sawako..!”  Teriak seseorang dari luar pagar rumah Sawako

-Hah, siapa itu?- kataku dalam hati

Aku pun mengintip lewat jendela kamarku,
Ternyata yang sedang berdiri di depan pagar rumahku itu adalah..

...Ami Sakura,

Cewek yang paling cerdas dan terkenal di sekolahku.
Karena dia memiliki rupa yang cantik dan otak yang encer.
Sangat berbeda denganku yang otaknya pas-pasan...
Begitu pula tampangku..

Aku tidak begitu menyukainya, karena
Yah... mungkin aku iri padanya karena ia pandai bergaul,
Sedangkan aku tidak.

-Emm... kenapa Sakura tahu rumahku ya? -batinku bingung-

Aku pun berlari menuruni tangga dan
Menuju ke ruang tamu, lalu aku membuka pintu,
Ke luar pagar dan berkata pada Sakura,

“Ada apa, Sakura?” kataku pelan

“Ah, ini...” kata Sakura sembari mengambil sesuatu
Dari dalam tasnya

“Ini punyamu kan?” Tanyanya ramah
Sambil menyerahkan Buku Diaryku.

“Ah... Iya,..” kataku malu, karena di dalam situ
Tercurah segala tulisanku yang iri kepadanya,
Biodataku dan juga alamat rumahku. *pantas saja dia tau rumahku*

“Hemm.. Kamu sebal sama aku, ya Sawako?”
Tanyanya agak hati-hati

Aku tersentak kaget.
Aku pun menunduk malu dan berkata

“Ah, terimakasih ya, sudah jauh-jauh mengantarkan
Diaryku ini, ini benda yang sangat berharga bagiku, selamat sore!”

Lalu aku beralari masuk ke rumah meninggalkan
Sakura sendirian yang sedang terbengong-bengong
heran melihatku.

Blam..! Aku menutup pintu dan berlari ke kamarku

“Aduuh aku kan maluu!!” kataku sambil menutup wajahku
dengan bantal spongebob.

*dasar pengarang gaje, sponsbob dibawa2 juga, pletakk*
*“woi, woi...! udah! cepetan balik lagi ke cerita!” kata Sawa-chan berang.*
 -Kamar Sawako, Jam 20.30

“Huft~ Akhirnya selesai juga...” kataku setelah mengerjakan PR ku.

-Hem... besok hari Minggu juga kan? 
Sekali-sekali aku tidurnya agak telat ah..-
Kataku dalam hati.

Padahal sebenarnya aku tidak mau tidur
Karena, takut... akan bermimpi aneh seperti tadi siang.

Aku lalu turun ke ruang tengah,
Menyalakan komputer dan membuka akun
Blogku...

“Huufh.. sepi pengunjung..” kataku sambil menghela nafas
*sama kayak yang ngarang, ahihihi*
*Sawa-chan : udah, lo pergi aja sana! Ganggu aja
Saya tokoh utama tau!!*
*iya,iyaa.... ahihihi –kabur-*

“Buka facebook aja ah..”

Klik klik klik.........

[1 Permintaan Pertemanan]

Lalu kulihat...

“Hah...?!” Aku berteriak kaget setelah ku lihat namanya

‘Amiie Cci Shakura’

“Hahahahahaaa...!” Aku tertawa terbahak-bahak
Setelah melihat nama facebooknya yang sangat lebay itu..

*to be coninued :D* 

Senin, 20 Desember 2010

I need a bestfriend!

-Sabtu, Hutan Bambu, jam 09.00

Sudah 2 jam aku duduk di bawah pohon ini,
menunggu seseorang datang.
Barangkali ada yang mau menemaniku di sini.
Namun tidak ada satupun yang datang kemari.

Namaku Sawako Hoshino, umur 11 tahun.
Aku seorang yang pemalu dan tidak pandai bergaul.
Aku selalu menghabiskan waktuku di hutan bambu ini.. hanya sendirian.
Di sekolah pun aku juga begitu, selalu menyendiri, dan tidak memiliki teman.

Orang-orang sering mengira aku anak yang sombong,
aku tahu..aku memang tidak pernah mengajak
siapapun berbicara denganku,
dan tidak pernah menegur ataupun menyapa mereka..

itu karena aku merasa aku tidak memerlukan siapapun dalam hidupku,
terkecuali orangtuaku.
Hanya kepada meraka saja aku berkomunikasi.

Sedangkan kepada orang lain?
Menyapa saja tidak.

Hutan bambu ini adalah tempat persembunyianku,
Yah atau bisa dibilang tempat kesukaanku.
Karena di sini aku merasa tenang, damai, dan nyaman.

Aku selalu betah di hutan ini, aku bisa seharian berada di sini jika sedang libur sekolah.
Namun hari ini, entah mengapa aku merasa...aneh,
Aku tidak tahu kenapa, namun perasaanku tidak enak.
Aku pun beranjak pergi dari situ.

-Rumah, 12.00 pm

“Aku pulang..” kataku lesu.

“Selamat datang Sawa-chan, kamu mau kue..?” tanya Ibu dari dapur.

“Tidak bu, aku sudah kenyang..” kataku sambil menaiki tangga menuju ke kamar.

“Oh, baiklah..” kata Ibu.


-Kamar Sawako, 12.00

Aku mengganti bajuku dengan piyama.
Mataku sangat mengantuk.
Padahal tidak biasanya aku tidur siang.

Aku pun merebahkan diri
ke tempat tidurku yang berwarna biru
dengan motif pink rose.
Mataku terpejam dan aku bermimpi..

*in dream*

Aku merasa berjalan di tempat yang sangat gelap.
Sendirian, hampa dan sangat sepi.
Tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku.

“S..A..WA....KO....”

Suara itu terdengar seperti merintih kesakitan
Aku bingung mencari dari mana asal suara itu
Karena sangat gelap di sini, aku tidak dapat melihat apa-apa.

“Aa..apa? Mengapa kamu memanggilku? Si..siapa kamu?”

Kemudian muncul suatu cahaya kecil
Yang menyilaukan dan berwarna biru
Ternyata cahaya itu yang memanggilku.

“Sa..wa..ko... kamu harus bis..a bersosial..isasi...”

“A..aapa?” tanyaku gugup,
karena aku sedikit takut dengan cahaya yang aneh itu

“Ka..mu.. ha..rus.. memiliki seorang sa..habat..
Dalam waktu.. 3 hari..” kata cahaya itu lagi

“ti..tiga hari? Mana mungkin?” tanyaku bingung,
Karena memiliki teman saja tidak,
bagaimana mungkin aku mempunyai seorang sahabat?

“kamu harus bi..sa... jika ti..dak..” suara cahaya itu semakin melemah,
Dan ia mulai meredup

“kenapa? Apa yang terjadi jika aku tidak mampu memiliki sahabat dalam kurun waktu yang sesingkat itu?” aku semakin tidak mengerti

“jika tidak.. ...” belum selesai kalimatnya, cahaya itu sudah menghilang.


-Kamar Sawako, Jam 16.00

Aku terbangun dengan muka pucat.
“Ya ampuun... Mimpi apa tadi itu? Aneh sekali..”
Kataku sambil mengucek mataku.

Tapi aku khawatir juga dengan mimpi itu..

“Aduh, kalau dalam 3 hari aku tidak memiliki
seorang sahabat apa yang bakal terjadi yah? Jangan-jangan...”

To be continued :)